Agama Islam tidak hanya mengatur umatnya dalam masalah peribadatan tapi juga masalah kebersihan salah satunya bersiwak. Dalam literatur kitab turats, bersiwak dianjurkan dalam setiap kondisi, terutama ketika hendak melaksanakan salat, berubahnya bau mulut dan bagi orang yang berpuasa, anjuran tersebut berdasarkan pada sabda Nabi Saw. :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( لَوْلاَ أنْ أشُقَّ عَلَى أُمَّتِي – أَوْ عَلَى النَّاسِ – لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ )) متفقٌ عَلَيْهِ .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya tidak memberatkan umatku atau tidak memberatkan manusia, aku pasti memerintahkan mereka untuk bersiwak bersamaan dengan setiap kali salat.” (Muttafaqun ‘alaih) [HR. Bukhari, no. 887 dan Muslim, no. 452]
Dari hadis tersebut kemudian timbul pertanyaan bagaimana hukum nya jika seseorang bersiwak yang berjarak beberapa jam sebelum masuknya waktu sholat, semisal bersiwak pada pukul 10.00 WIB yang diniatkan untuk mendapatkan kesunahan bersiwak sebelum melaksanakan solat zuhur.
Dalam kacamata fiqih, hukum bersiwak pada dasarnya adalah sunah dan bisa dilakukan sebelum masuk waktu solat, Abu Dhiya ‘Ali bin Ali Asy-Syibramalisi dalam kitab Hasyiyah asy-Syibramalisi ‘ala Nihayah al-Muhtaj menjelaskan :
لَا يُشْكِلُ عَلَى أَفْضَلِيَّةِ السِّوَاكِ قَبْلَ الْوَقْتِ حُرْمَةُ الْأَذَانِ قَبْلَهُ لِاشْتِغَالِهِ بِعِبَادَةٍ فَاسِدَةٍ. لِأَنَّا نَقُولُ: الْأَذَانُ شُرِعَ لِلْإِعْلَامِ بِدُخُولِ الْوَقْتِ فَفِعْلُهُ قَبْلَهُ يُنَافِي مَا شُرِعَ لَهُ بَلْ فِعْلُهُ قَبْلَهُ يُوقِعُ فِي لَبْسٍ، بِخِلَافِ السِّوَاكِ فَإِنَّهُ شُرِعَ لِشَيْءٍ يُفْعَلُ بَعْدَهُ لِيَكُونَ عَلَى الْحَالَةِ الْكَامِلَةِ وَهُوَ حَاصِلٌ بِفِعْلِهِ قَبْلَ دُخُولِ وَقْتِهِ، ثُمَّ رَأَيْت سم عَلَى حَجّ اسْتَشْكَلَ ذَلِكَ وَلَمْ يُجِبْ عَنْهُ
Redaksi tersebut menjelaskan bahwa bersiwak itu berbeda dengan ibadah azan dalam segi pelaksanaannya, yang mana azan dilakukan untuk memberitahukan masuknya waktu sholat, maka harus dilakukan ketika masuk waktu sholat, berbeda dengan siwak yang dilakukan untuk menyempurnakan suatu ibadah maka boleh dilakukan sebelum masuk waktu ibadah (sholat).
Kesimpulanya kesunahan bersiwak ketika hendak melaksanakan sholat dapat di peroleh meskipun terpaut jarak waktu.
Tim Majelis Musyawarah Ma’had Aly, tanggal 11 November 2023