Balitbang Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia telah mengadakan Halaqah Ulama ASEAN 2016 bertema ‘Enhancing Moderate Islam Through a Pesantren Networking”. Acara tersebut diselenggarakan pada tanggal 13 – 15 Desember 2016 di Hotel The Salak Bogor. Perserta berjumlah 150 orang dari perwakilan Pesantren se ASEAN. Dari Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam, Thailand, Filipina,dll.
Acara tersebut dibuka oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi Menag Lukman Hakim Saifuddin. Pak Jusuf Kalla menyampaikan, bahwa saat ini untuk mencari ilmu di Timur Tengah sudah tidak relefan dengan kondisi konflik yang mengkhwatirkan. Maka, beliau mengingatkan jika Islam Indonesia harus dijadikan kiblat pemikiran dan contoh praktik Islam yang wasatiyah.
Halaqah ini menghadirkan sejumlah narasumber luar dan dalam negri, diantaranya adalah Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA (Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah), Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, MA (Guru Besar UIN Yogyakarta), KH Abdullah Sarwani (Mantan Dubes RI di Libanon), KH Sholahudin Wahid (Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang), Abd Rahman Masud (Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI), Prof. Dr. Iik Mansurnoon ( Guru Besar UIN Jakarta dan Visiting Profesor di Brunai), Prof. Dr. Mohd Syukri Yeoh Abdullah (Universitas Kebangsaan Malaysia), Dr. Moh Hannan Hassan (MUIS Singapura), Dr. Adnan bin Haji Awang Basa (Collej University Brunai Darussalam), Dr. Faishol Haji Awang (Thailand), Dr. Carmen Abubakar (University of Philippine), Dr. Abdullah Sarwani (Mantan Duta Besar Untuk Lebanon) dan KH. Najib Zabidi SH, MH (Pesantren Maslakul Huda).
Dalam sambutannya KH Abdul Ghaffar Rozin menyatakan sebagai Ketua Robithah Ma’ahid Islamiyah PBNU, forum Halaqoh seperti ini sangat disayangkan apabila tidak menghasilkan kesepahaman bersama. Dan sudah saatnya para ulama di ASEAN saling bahu membahu dan bekerjasama untuk mengembangkan Islam Washathiyah dalam merespon globalisasi. Dengan cara merevitalisasi peran pesantren serta lembaga pendidikan Islam sejenis di ASEAN. Sudah terbukti pesantren, zawiyah, pondok menjadil lembaga tradisional yang turut menjaga dan melestarikan Islam wasathiyah di masyarakat ASEAN.
Sebagai bentuk komitmen bersama semua perwakilan Ulama ASEAN diberi judul “Komitmen Bogor”. Bapak Muhammad Murtadlo selaku Kepala Litbang Kemenag, menjelaskan bahwa naskah kesepahaman ini diperlukan untuk meningkatkan diplomasi keagamaan dalam rangka mensukseskan terbentuknuya masyarakat ASEAN dalam pilar kesantuan sosial budaya.
Ada dua perwakilan dari indonesia, perwakilan peseorangan diwakili oleh Mantan Dubes RI di Libanon KH Abdullah Sarwani dan perwakilan institusi oleh KH Abdul Ghaffar Rozin sebagai Ketua RMI PBNU.
Sumber :