Diskusi bersama Nor Ismah mahasisiwi program S3 LPDP di Leiden Belanda menarik perhatian para santri Ma’had Aly Maslakul Huda(07/03/2017). Diskusi tersebut banyak menyoroti peran perempuan yang sebenarnya potensial untuk menjadi ulama dan memiliki peran yang luas di tengah masyarakat. Ismah mengisi diskusi tersebut di sela-sela kunjungannya di pesantren Maslakul Huda.Tujuan diselenggarkaannya diskusi ini untuk meningkatkan wawasan keilmuan dalam menggali dan memahami hazanah Islam tentang peran serta ulama dalam bermasyarakat.
Ismah menyampaikan bahwa sebenarnya peran perempuan tidak terbatas dalam lingkungan keluarga. Jika seorang perempuan lulus pesantren dan pulang ke rumah, sebenarnya banyak sekali peluang yang bisa dilakukan agar dirinya dapat bermanfaat lebih luas.
Perempuan yang pernah bekerja di LKIS ini mengambil contoh salah satu perempuan bernama Khotim yang cukup berhasil dalam berkiprah secara sosial. Khotim merupakan wanita yang notabene bukan terlahir dari keluarga pesantren namun ikut berperan menjadi keluarga aktivis Muslimat di Bojonegoro.Khotim yang menjadi warga baru didaerah Jambutan bersama suami, dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dikisahkan dalam perjalannya iamelihat banyak remaja yang berhenti sekolah dengan berbagai masalahnya. Fenomena tersebut membuat perempuan kelahiran Bojonegoro ini terdorong untuk mendirikan PAUD dengan memanfaatkan jasa remaja-remaja tersebut menjadi tenaga pendidik.
Perjuangan Khotim tidaklah mudah sampai ia dapat diterima di tengah masyarakat karena saat ia melakukan sharing dengan pejabat desa tentang gagasannya mendirikan PAUD tidak langsung mendapatkan sambutan positif. Khotim menjadikan rumahnya sebagai sekolah PAUD yang akhirnya dapat menarik minat masyarakat untuk menitipkan anaknya di sekolah tersebut. Pada akhirnya ia dapat mendirikan gedung dan perpustakaan dengan berbagai kegiatan seperti dzibaan, majelis ta’lim dan konsultasi hukum agama terkait problematika masyarakat dan merujuk pada kitab-kitab yang ia pelajari selama di pesantren.
Dengan mengambil hikmah dari sosok Khotim, sebenarnya perempuan mempunyai peran yang lebih dari sekedar yang dia berikan kepada keluarga. Semua tergantung pada usaha,tekad, dan motivasi dari perempuan tersebut. (Marita, Ilham, Robiuddin)