Ma’had Aly PMH Adakan Muhadloroh Ammah, Waketum PBNU Ungkap Pemikiran Fikih Syekh Nawawi al-Bantani

Kolom Santri675 Dilihat
Senin (13/06), civitas akademika Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda sukses melaksanakan kegiatan Muhadloroh Ammah dengan tema “Pemikiran Fikih Syekh Nawawi al-Bantani” bersama narasumber KH. Zulfa Mustofa yang merupakan Wakil Ketua Umum PBNU dan dimoderatori oleh K. MA. Abdulloh Haris, wakil Mudir Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda. Kegiatan Muhadloroh Ammah tersebut bertempat di Aula Mubtadiat lt. II yang dihadiri oleh para santri Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda, mudir, para muhadlir, pengasuh YPMH, serta para tamu undangan dari pesantren dan perguruan tinggi sekitar.
Adapun rangkaian acara pada kegiatan tersebut ialah;
  1. pembukaan oleh MC
  2. pembacaan ayat suci Al-Qur’an
  3. menyanyikan Indonesia Raya
  4. sambutan pengasuh yayasan Pesantren Maslakul Huda
  5. acara inti; Muhadloroh Ammah
  6. pembacaan doa
  7. penyerahan hadiah 3 penanya terpilih
  8. penyerahan cinderamata kepada narasumber
  9. penutup oleh MC

Dalam sambutan yang disampaikan oleh pengasuh YPMH, KH. Abdul Ghofarrozin, beliau sedikit banyak menceritakan tentang Syekh Nawawi al-Bantani. Beliau juga berharap dengan adanya kegiatan tersebut yang bertajuk pada fikih, semoga para santri Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda mampu mendalami ilmu fikih Ushul fikih secara mendalam.
“Ini menjadi hal penting karena Ma’had Aly di sini terfokuskan pada takhassus ushul fikih. Kita berharap semoga Ma’had Aly kita bisa menumbuhkan santri-santri yang memahami uhsul fikih secara mendalam.” Ungkap Gus Rozin.

Berangkat dari tema yang diusung pada kegiatan Muhadloroh Ammah tersebut, muncul beberapa pertanyaan mengenai Syekh Nawawi al-Bantani. Seperti apa corak pemikiran fikih beliau?
Apa kontribusi pemikiran beliau untuk bumi Nusantara?

Menginjak acara inti, yakni Muhadloroh Ammah. KH. Zulfa Mustofa merupakan cucu keponakan dari Syekh Nawawi al-Bantani. Beliau juga merupakan teman sebangku Gus Rozin saat belajar di Madrasah Matholi’ul Falah, memang sejak dulu KH. Zulfa terkenal menyukai dan ahli dalam ilmu Arudl, yaitu ilmu yang menggubah syair dalam bahasa Arab. Dalam paparannya, beliau senandungkan beberapa bait syair gubahan pribadi yang juga dituangkan dalam salah satu masterpiece beliau, yaitu kitab Tuhfatu al-Qaasi wa ad-Daani fi Tarjamah asy-Syekh Nawawi bin Umar al-Bantani. Salah satunya dalam memuji Syekh Nawawi, KH. Zulfa mengatakan:

وَمِنْ كِبَارِ عُلَمَاءِ الْجَاوِي ۝ التَّنَارِيُّ الأَصْلِ ثُمَّ الصَّاوِي

ِالْبَنْتَنِيُّ ثُمَّ الْأَنْدُوْنِيْسِيْ ۝ شَيْخُ الحِجَازِ سَمَّاهُ الْأُنَاسي

Artinya: “Dan diantara para pembesar ulama Jawa yaitu Syekh Nawawi Al-Jawi At-Tanari Ash-Shawi Al-Bantani al-Andunisi, yang juga diberi gelar dengan Sayyid Ulama al-Hijaz”

Menurut KH. Zulfa, dalam berfikih Syekh Nawawi memegang kuat dua prinsip, yaitu الثباتة (keteguhan) dalam hal-hal yang ashliyah dan qath’iyah, dan المرونة (kelenturan) pada hal-hal yang bersifat furu’iyah, sebagaimana sikap beliau yang meskipun mengharamkan rokok, namun tetap menerima jika ada teman ataupun tamu yang merokok di dekatnya. Selain itu, menurut KH. Zulfa, ajaran fikih Syekh Nawawi juga tergambarkan dalam kalimat:

الشريعة عدل كلها رحمة كلها حكم كلها مصالح كلها. فخرج من العدل إلى الجور ومن اليسر إلى العسر ومن الرحمة إلى ضدها فليس من الشريعة.

Artinya: “Inti daripada syariat adalah seluruhnya berisi keadilan, Rahmat, hikmah-hikmah, dan maslahah. Maka setiap yg keluar dari keadilan kepada penindasan, dari kemudahan kepada kesulitan, dan dari rahmat kepada selainnya, maka itu bukan termasuk dalam syariat.”

Di akhir penyampaiannya, beliau mendendangkan 2 bait syair lagi, menyindir terhadap  umat di era sekarang ini:

ما أكثر الدعاة من علماء اليوتوبي
فأفتى بالمشهد بلا رجع الكتب
ياحسرتا للغوغيل لأخذ السبب
وانما العلم بالإسناد والطلب

“Banyak orang berfatwa dari ulama YouTube
Melihat realita tidak membaca kutub
Bagi yang belajar dari Google disayangkan
Dengan sanad ilmu dikejar juga dengan tuntutan”

Penyerahan hadiah kepada 3 penanya terpilih
____________________

Oleh: Tim jurnalistik Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *