Peran Santri Untuk Masyarakat di Era Digital
Oleh: Salma Umulkhoiriyah
Dengan mayoritas penduduk beragama Islam, kata santri bukanlah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Menurut kebanyakan orang, santri merupakan orang yang memiliki tingkat keilmuan agama lebih tinggi dari orang biasa. Santri adalah seorang yang bermukim di pondok pesantren yang menimba ilmu-ilmu agama di suatu pondok-pondok pesantren tertentu. Santri merupakan salah satu dari 4 pilar kokohnya sebuah pesantren, mereka lah yang menjadi corong dakwah di tengah-tengah ummat. Tidak hanya sekedar mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari keburukan, dakwah yang dilaksanakan ialah memberikan uswah atau tauladan yang terbaik, sesuai dengan nilai-nilai yang islami dan ma’hadi.
Seperti yang kita ketahui bahwasanya santri menghabiskan waktu yang lama di pondok pesantren untuk memperdalam ilmu agama, Diikuti dengan peraturan yang harus ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pengetahuan agama yang mumpuni serta karakternya yang khas, santri hampir selalu dipandang positif di tengah masyarakat. Karakter dan kelebihan yang dimiliki santri membuka peluang yang lebar untuk menjadi pelopor segala bentuk kebaikan dan perubahan. Moderasi di antaranya. Sebab isu moderasi adalah isu yang sangat erat kaitannya dengan dengan pemahaman agama. Maka peran santri sangatlah vital. Apalagi bila didukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju di era milenial ini, semakin lengkaplah ‘senjata’ yang dimiliki santri dalam menjalankan peran tersebut.
Sudah tidak diragukan, bahwa pondok pesantren terbukti telah menjadi garda terdepan dalam mengantisipasi perubahan yang terjadi di bumi pertiwi. Tempat yang menjadi pusat pendidikan keagamaan ini dianggap sebagai sumbernya pendidikan akhlak dan moral. Zaman boleh silih berganti dengan segala tantangannya. Namun, ia tetap bertahan, bahkan berkembang pesat dari waktu ke waktu. Dengan segala pandangna positif tentang pesantren, sudah barang tentu penghuninya, yakni santri, juga diyakini memiliki moralitas yang tinggi dan wawasan agama yang mumpuni harus menjadi pelopor kebaikan di tengah masyarakat.
Dalam hal ini, santri dapat menunjukan perannya di masyarakat. Adanya berbagai platform media sosial yang dapat mewadahi berbagai diskusi dan gagasan tentang pandangan terhadap berbagai fenomena sosial, budaya, agama, bahkan kewarganegaraan mendorong santri untuk mengekspresikan diri melalui media tersebut sehingga diharapkan dapat mendorong dan membawa perubahan di masyarakat menuju arah yang lebih baik. Di era teknologi informasi yang berkembang pesat, tidak diragukan lagi banyak informasi yang menyesatkan, ada yang benar dan bahkan ada yang salah. Dalam hal ini dapat digunakan sebagai alat penyaring bagi masyarakat umum untuk menghindari informasi negatif terkait Islam, berdasarkan ilmu-ilmu pembelajaran yang diterima santri di pesantren.
Peran santri dalam upaya peningkatan dakwah Islam di era digital sangat dibutuhkan guna melanjutkan ghiroh perjuangan para ulama terdahulu dengan semangat resolusi jihad memperjuangkan agama Islam dalam menghadapi tantangan digitalisasi. Strategi komunikasi dalam berdakwah sangat diperlukan untuk menunjang public speaking yang harus dilakukan oleh oleh santri dalam upaya meningkatkan dakwah Islam. Peran santri dalam berdakwah saat ini lebih efektif menggunakan media dengan cara memberi edukasi wawassan pengetahuan akan pentingnya menggunakan komunikasi dengan baik agar tidak mudah menerima suatu berita secara mudah agar tidak termakan isu hoax yang mengandung unsur saravmaupun provokatif lainnya yang bisa menjatuhkan harga diri seseorang maupun kelompok.
Pemanfaatan ruang lingkup publik untuk kegiatan dakwah dalam mengajak kepada kebaikan menjadikan peluang dan juga tantangan tersendiri dalam berdakwah, para santri harus mampu mengoptimalisasikan ruang publim dalam berdakwah melalui media digital sangat penting agar para santri mempunyai peranan dalam mewujudkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin.