Pesantren

Kolom Santri695 Dilihat

Pesantren

Oleh: Awaluddin Harahap

A. Sejarah pesantren

Pesantren sesungguhnya merupakan lembaga pendidikan yang tertua di Indonesia, yang secara nyata sudah  melahirkan banyak para ulama’. Dan tidak sedikit tokoh Islam lahir dari lembaga pesantren. Bahkan seorang prof. Dr. Mukti Ali Juga pernah mengatakan  bahwa tidak pernah ada seorang ulama yang terlahir dari lembaga selain pesantren. Istilah “pesantren” berasal dari kata pe-“santri”-an, dimana kata “santri” ini berarti murid di dalam bahasa Jawa. Istilah “pondok” berasal dari bahasa Arab yaitu “funduuq”( فندوق ) yang berati “penginapan”. Dari hasil penelusuran sejarahnya, ditemukan sejumlah bukti kuat yang menunjukkan bahwasanya cikal bakal pendirian pesantren pada periode awal ini terdapat di daerah-daerah sepanjang pantai Utara Jawa, seperti Gresik, Ampel Denta (Surabaya), Bonang (Tuban) Kudus, dan lain sebagainya.

Pesantren dilihat dari sejarah, sosiologis dan antropologisnya lembaga ini seharusnya dipandang sebagai lembaga pendidikan pilihan di Indonesia, namun pemerintah terkesan melihat sebelah mata’ dengan lembaga pendidikan formal lainnya. Di satu sisi pemerintah mengakui produk-produk atau kualitas lulusan pesantren, akan tetapi disisi lain  pesantren tetap tidak secara sempurna diakui sebagai lembaga pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan, pesantren juga memiliki ciri khas yang berbeda dengan lembaga pendidikan yang pada umumnya. Ciri khas yang dipakai itu menjadikan tidak akan mungkin pesantren diberlakukan peraturan yang sama dengan sekolah. Penyelenggaraan pendidikan di pesantren salaf yang pada umumnya dengan menggunakan metode sorogan, bandongan, dan wetonan. Sistem sorogan merupakan proses pembelajaran yang bersifat individual pada dunia pesantren atau pendidikan tradisional, dan sistem pembelajaran dasar dan yang paling sulit bagi para santri, sebab santri dituntut untuk memiliki kesabaran, kerajaan, ketaatan dan kedisiplinan dalam menuntut ilmu. Dalam pembelajaran sorogan ini santri harus mematangkan diri sebelum mengikuti pembelajaran selanjutnya. Seorang santri yang sudah mahir dalam menguasai program sorogan menjadi kunci dalam penguasaan ilmu agama dan bisa menjadi seorang alim. Sedangkan dalam program bandongan juga bisa disebut wetonan yaitu sistem pembelajaran dalam berkelompok dan mendapatkan bimbingan dari seorang kiai yang dulu jadi seorang santri. Mereka mendatangkan seorang guru atau Kiai yang membaca, menterjemahkan juga menerangkan isi-isi dalam kitab Arab dan santri masing-masing mendengarkan dan memperhatikan supaya bisa dibuatkan untuk sebagai catatan yang dianggap sulit atau penting. Jika seorang guru atau Kiai berhalangan hadir dalam program ini untuk memberikan pengajaran sistem ini, biasa’nya seorang guru atau Kiai menunjuk ke santri seniornya untuk mewakilinya atau yang disebut ustadz. Kemudian apa yang menjadi bahan pembelajaran yang sudah diberikan kepada santri dan hasilnya selalu dihadapkan ke Kiai dan untuk dikoreksi apabila hasil pembelajaran tidak menyimpang dan sudah sempurna dengan baik’.

Sampai pada akhir abad 20, sistem pembelajaran pendidikan pesantren terus mengalami perkembangan. Pesantren tidak lagi hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengajarkan ilmu-ilmu umum. Selain itu juga muncul Pesantren-pesantren yang mengkhususkan untuk ilmu-ilmu yang tertentu, seperti khusus untuk Tahfidz Al Qur’an, Iptek, keterampilan atau kaderisasi gerakan-gerakan Islam. Perkembangan pendidikan ini di pesantren juga didukung dengan perkembangan elemen-elemennya. Jika Pesantren awal cukup dengan masjid dan asrama, Pesantren modern memiliki kelas-kelas, dan bahkan sarana dan prasarana yang sudah canggih.

B. Tokohnya dan perannya dalam pertumbuhan pesantren di Indonesia

Berdirinya Pesantren di Nusantara tidak terlepas dari para tokoh-tokoh  yang ikut untuk memberikan kontribusi yang baik diantaranya :

  1. KH. Muhammad Kholil

Syaikhona Kholil adalah seorang ulama’asli Bangkalan yang lahir pada tanggal 11 Jumadil akhir 1225 H (27 Januari 1820) beliau mendirikan sebuah pesantren yang bernama pondok pesantren Demangan atau yang sekarang ini disebut Pesantren syaikhona. Kiai Kholil, perintis berdirinya sebuah pondok pesantren generasi 1 (1861-1923), yang dikenal sebagai seorang yang kometen di dalam berbagai disiplin ilmu (Nahwu, shorof, tasawuf, fiqh, hafalan Alquran). Dan beliau bahkan dikenal sebagai waliyullah.

  1. KH. Muhammad Rafi’i

Pendiri pesantren At-Thoriqqi di Sampang, dirintis sebelum kemerdekaan tepatnya pada tahun 1925. Beliau adalah seorang alim, cerdas, sederhana, sabar dalam mendidik santri, peduli terhadap kependidikan anak-anak. Beliau juga pernah belajar di pesantren darul hadits Malang, kemudian beliau ke Mekkah berguru kepada Syaikh Muhammad Yasi, Syaikh Nawawi al-Bantani, Syaikh Ismail al-yamani, dan Syaikh Muhammad said al-Maliki al-hasani.

  1. KH. Itsbat Ibnu kiyai Ishaq (bhuju’ Panjalin)

Pendiri pesantren Banyu Anyar yang dirintis pada tahun 1788. Cikal bakal berdirinya Pesantren ini adalah dikarenakan obsesi Kiai Ishaq, yang mana beliau mulai mendidik anak dan beserta keluarganya dengan pendidikan Agama. Kiai itsbat adalah sosok yang kharismatik, wara’ Istiqomah dalam sholat malam dan puasa Senin-Kamis, juga beliau selalu beristikharah setiap akan memutuskan sesuatu.

  1. KH. Moh. Syarqawi

Pendiri pesantren An-Nuqayah yang terletak di guluk-guluk kabupaten Sumenep pada tahun 1887, beliau dikenal sebagai sosok yang alim, sederhana, sopan, tawadhu, dan memiliki kepribadian yang mempesona.

  1. KH. Djauhari (Muhammad Amien)

Pendiri pesantren Al-Amien yang resmi berdiri pada tahun 1952 dan beliau merupakan putra yang ketujuh pasangan KH. Ahmad khatib dan Nyai Bani. Pesantren tersebut sudah dirintis dari sejak abad ke 20 melalui majelis ta’lim selama bertahun-tahun di sebuah musholla yang dikelola ayahnya.

Setelah kita mengetahui bahwa bagaimana sejarah panjangnya berdiri serta perkembangan sebuah pesantren, saat ini kita masih perlu untuk menganalisa supaya nanti kedepannya kita mendapatkan pemahaman yang lebih mengenai seluk-beluk sebuah pondok pesantren. Dari beberapa versi pendapat, kita juga dapat mengikuti atau mendukung versi pendapat yang kuat. Bahwasanya Walisongo yang berperan sangat besar bagi berkembangnya sebuah pondok pesantren. Dengan semangat dakwahnya yang mereka berikan yang mereka tanam dalam benak mereka, kita juga dapat melihat buah dari semangat mereka. Berkat dari beliau semua para alum para Walisongo, pondok pesantren dapat menyebar dengan luas.

Di era reformasi saat ini, kita juga harus memberikan apresiasi kinerja pemerintah, bahwasanya pemerintah telah mendukung sepenuhnya bagi pendidikan pesantren di Indonesia. Di mana ruang geraknya Pesantren tidak dibatasi, dan bahkan juga sudah berkembang menjadi pondok pesantren yang modern, dengan memberikan porsi yang sangat seimbang antara ilmu agama juga ilmu pengetahuan umum. Untuk itu Kita juga tidak terlepas dari sejarahnya bahwa pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam, yang juga ikut dalam berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa yang sesuai dengan salah satu cita-cita bangsa Indonesia.

C. Organisasi lembaga pesantren

Unsur budaya dalam sebuah organisasian di pesantren yang telah dimanfaatkan dalam peningkatan kesadaran ekologi bagi para santri yang dilakukan melalui perwujudan verbal dan perwujudan perilaku. Dalam perwujudan verbal ini dilakukan melalui penguatan nilai-nilai ekologi yang baik dalam kurikulum melalui epenerjemahan materi fiqih ke dalam ekologi menuju pada fiqh al-bi’ah. Sementara perwujudan perilaku terlihat dari dalam kegiatan pengelolaan lingkungan seperti budaya kerja bakti, pemilahan sampah, pembuatan kompos dan lainnya. Budaya organisasi di pesantren dalam mendorong santri untuk terlihat dalam pengelolaan lingkungan yang terkendala oleh adanya semacam pembagian wilayah bagi santriwan/santriwati dalam pengelolaan lingkungan sebagai akibat pembakuan peran di pesantren. Selain untuk menggerakkan santri, Pesantren diharapkan agar dapat menjadi sumber referensi tata nilai islami bagi masyarakat sekitar dan menggerakkan swadaya dan swakarsa masyarakat khususnya dalam melakukan sebuah perbaikan lingkungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *