Gaya hidup adalah suatu hal yang sudah melekat pada diri setiap manusia dan sudah menjadi pola kehidupan tersendiri bagi seorang manusia. Berbagai macam gaya hidup juga sudah menyebar dikalangan pesantren. Dampak yang ditimbulkankan dari gaya hidup yang dipilih oleh seseorang pun berbeda beda, ada yang berakibat baik dan buruk.
Dunia semakin berkembang sehingga banyak kemajuan – kemajuan yang terjadi, begitupun dengan kehidupan seorang santri, dengan adanya perkembangan tersebut ketika santri salah dalam menyikapinya maka akan berakibat buruk, dan sebaliknya ketika santri dapat menyikapinya dengan baik maka justru itu akan sangat bermanfaat. Perubahan yang menjadi sorotan adalah dalam hal perilaku, model pakaian, gaya berbicara ataupun pola kebiasaan lain yang kurang baik.
Dilihat dari pengertian gaya hidup itu sendiri adalah bagian dari kebutuhan sekunder manusia yang berubah bergantung zaman.[1] Dan pengertian di dalam KBBI adalah pola tingkah laku sehari – hari segolongan manusia di dalam masyarakat, atau cara mengekspresikan diri melalui activitas, minat, dan opini, khususnya yang berkaitan dengan citra diri.[2] Sedangkan menurut Kolter dan Keller, gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.[3] Dari beberapa pengertian tersebut sudah jelas bahwa gaya hidup memang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia.
Sedangkan pengertian santri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu orang yang mendalami agama, dan orang yang beribadah dengan bersungguh – sungguh.[4] Kemudian Setelah mengetahui pengertian gaya hidup dan santri penulis ingin memberi gambaran gaya hidup yang seperti apa yang sekarang sudah masuk dalam kehidupan seorang santri.
Gaya hidup yang sekarang marak yakni gaya hidup hedonisme, sebuah pandangan hidup yang menyatakan bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah sebagai tujuan utama dalam kehidupan. Dewasa ini kehidupan yang hedonisme ditemukan di dalam pesantren, entah sadar atau tidak seorang santri kebanyakan bersikap demikan, selalu mencari kebahagiaan untuk mencapai suatu keinginannya. Mungkin pada awalnya hanya orang – orang tertentu yang bersikap demikian yakni mereka yang terlahir dari keluarga menengah keatas yang dalam kehidupannya memang tercukupi segala kebutuhannya, sehingga wajar jika bersikap selalu terlihat berlebihan.
Tetapi pada realitanya tidak demikian, banyak dari kalangan santri yang terlahir dari keluarga yang biasa saja tetapi selalu ingin berpenampilan lebih dihadapan teman – temannya. Selalu menghambur -hamburkan uang untuk memenuhi keinginnanya, jalan – jalan, makan, berfoya – foya semua itu dilakukan untuk memenuhi keinginan duniawinya saja, tanpa memerhatikan dan menyeimbangkan keadaan ekonomi yang sebenarnya. Berbelanja barang – barang yang pada dasarnya barang itu tidak dibutuhkan, dan hal hal lain yang menjadikan kesenangan dalam dirinya.
Jika hal ini dibiarkan maka akan menular kepada yang lain, sehingga pandangan hedonisme ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Bagaimanapun juga seorang santri harus melestarikan tradisi yang sudah diturunkan dari dahulu yakni bersikap sederhana dan apa adanya dalam menjalani kehidupan, tidak perlu terlihat mewah asalkan nyaman. Nilai nilai kesederhanaan pada diri seorang santri harus dihidupkan kembali, karena sebuah kesederhanaan itu adalah suatu hal yang penting dalam hidup dan kehidupan. dan jiwa sederhana dalam diri seorang santri terbentuk bila dibina sejak dini. Kesederhanaan juga mengajarkan kepada santri tentang pemahaman dalam aspek kehidupan. Jadi seorang santri alangkah baiknya bersikap sederhana disemua aspek kehidupan dan paham hedonisme ini sebisa mungkin utuk tidak mengikutinya.
End notes:
[1] Diakses dari Wikipedia Ensiklopedia https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_hidup pada hari Jum’at, 30 September 2022, pukul 16.45.
[2] Kamus KBBI V Offline
[3] Muclisin Riadi, Pengertia, Jenis, Indikator dan Faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup, (Maret : 2018), artikel yang diakses dari https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-jenis-indikator-dan-faktor-yang-mempengaruhi-gaya-hidup.html pada hari Jum’at, 30 September 2022, pukul 20.45.
[4] Kamus KBBI V Offline
__________________________
Kontributor: Farah Rizqiana, santri Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda semester V