Dalam amanat upacara pembukaan orientasi santri baru (Sabtu, 22 Juli 2017), Mudir Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda (Mahally PMH), H. Wakhrodi menyampaikan bahwa ada proses yang berbeda antara pendidikan di tingkat menengah dan perguruan tinggi. Perbedaan yang dimaksud adalah ketika belajar di tingkat dasar dan menengah maka aspek eksternalnya lebih banyak karena disana santri didorong dan ditarik bahkan kadang setengah dipaksa (untuk belajar), tapi tidak dengan di Ma’had Aly, karena begitu lulus Aliyah dengan usia yang sudah dewasa unsur internal adalah unsur yang akan didorong, dalam artian kesadaran-kesadaran itu harus lebih banyak dari diri santri sendiri, bukan dari aspek-aspek eksternal.
H. Wakhrodi berharap, hal di atas akan berpengaruh pada santri terhadap penyikapan metode belajar yang berbeda, yaitu santri dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu, Mudir Mahally PMH juga berharap bahwa santri bisa menjadi ‘alim sekaligus mempunyai tata kelola yang baik (disiplin) sebagaimana KH. Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh.
Acara orientasi ini diselenggarakan oleh panitia orientasi santri baru di gedung Mahally PMH. Dengan diikuti oleh para Muhadir dan santri baru Mahally PMH acara ini berjalan selama 3 hari, yaitu mulai tanggal 22 sampai dengan 24 Juli 2017.
Dalam acara ini, santri baru dikenalkan berbagai hal, diantaranya tentang akademik, ke-ma’had aly-an, administrasi, organisasi, lembaga penelitian dan pengembangan masyarakat sampai dengan posisi ma’had aly dalam sistem pendidikan nasional. Selain itu, santri baru juga diajak melakukan permainan edukatif dan ziarah bersama ke makam para pendahulunya, yaitu KH. Ahmad Mutamakkin, KH. Muhammad Ahmad Sahal Mahfudh, KH. Abdullah Salam dan KH. Ahmad Nafi’ Abdillah.
Acara ini ditutup dengan pembacaan manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jailani yang dibaca oleh dua santri Mahally PMH, Badruz Zaman dan Muhammad Sholih, dan diikuti oleh Mudir, Musaid Mudir, Para Muhadlir dan semua santri Mahally PMH dari yang baru sampai tingkatan tiga.
