HIMAM Gelar Halaqoh Santri se-Jateng & DIY

Berita, Kegiatan279 Dilihat

Kajen, 11 September 2025 – Himpunan Santri Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda (HIMAM) untuk pertama kalinya menggelar Halaqoh Santri se-Jawa Tengah dan DIY. Kegiatan Ini diselenggarakan dalam rangka memperingati haul KH. Sahal Mahfudh dan Nyai Hj. Nafisah, sekaligus mengenang jasa para muassis YPMH (Yayasan Pesantren Maslakul Huda).

Acara yang berlangsung di Kajen ini dihadiri oleh ratusan santri, para mudir, serta tokoh-tokoh pesantren. Halaqoh ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga forum keilmuan yang menggabungkan refleksi, kompetisi, dan diskusi akademik.

Sebagai bagian dari kegiatan, HIMAM menyelenggarakan Himam Competition yang meliputi tiga cabang lomba:

•​Musabaqah Tafsir al-Qur’an (MTQ)

•​Musabaqah Qiraat al-Kutub (MQK)

•​Musabaqah Esai atau penulisan artikel ilmiah

Lomba ini diikuti oleh para santri dari berbagai Ma’had Aly se-Jawa Tengah dan DIY. Ajang ini menjadi bukti nyata semangat literasi, daya nalar, serta kecintaan santri terhadap ilmu agama dan kepenulisan.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Muhammad Husni Al Anshori. Setelah itu, hadirin bersama-sama mengikuti tahlil yang dipimpin oleh KH. Muhammad Amiruddin.

Sambutan pengasuh pada kesempatan ini disampaikan oleh KH. Wakhrodi. Dalam pesannya, beliau menegaskan bahwa penyelenggaraan halaqoh ini diharapkan mampu menjadi momentum penting bagi pengembangan Ma’had Aly di Indonesia, khususnya Ma’had Aly Pesantren Maslakul Huda. Beliau juga menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dan mendukung suksesnya acara ini.

“Saya berharap halaqoh ini menjadi momentum penting dalam pengembangan Ma’had Aly di Indonesia, khususnya di Pesantren Maslakul Huda. Saya juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan berkontribusi demi terselenggaranya acara ini”. Ujar beliau.

Puncak acara dalam seminar panel ini bertema “Relasi Ushul Fiqh dan Ilmu Kalam: Membaca Ulang Fondasi Epistemologi Hukum Islam”.

Dengan menghadirkan Dua tokoh nasional sebagai narasumber:

•​Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A. – Mustasyar PBNU

•​Dr. KH. Muhammad Yunus Masrukhin, M.A. – Dosen Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam seminar ini, KH. Said Aqil Siradj memukaddimahi dengan sebuah ungkapan yang masyhur:

ليس الإسلام عقيدة وشريعة فقط، ولكن الاسلام دين العلم والثقافة، دين الأدب والحضارة، دين التمدن والإنسانية

(Islam bukan hanya akidah dan syariat, tetapi juga agama ilmu dan budaya, agama adab dan peradaban, agama kemajuan dan kemanusiaan).

Beliau juga memaparkan bahwa untuk memahami Islam secara utuh, diperlukan lebih dari sekadar pemahaman teks Al-Qur’an dan Hadis. Ada tiga aspek penting yang harus berjalan beriringan: bayan (petunjuk dan perintah syariat), burhan (penguatan melalui logika dan dalil rasional), serta irfan (kejernihan hati dan ma‘rifat). “Ketiga Pilar inilah yang menjadikan pemahaman Islam lebih komprehensif,” tegasnya.

Sementara itu, Dr. KH. Mohammad Yunus Masrukhin, M.A. menambahkan bahwa keterkaitan antara ilmu kalam dan ushul fiqh perlu mendapat perhatian serius. Menurutnya, sinergi keduanya bukan sekadar aspek historis, melainkan fondasi penting dalam membangun kerangka hukum Islam yang kokoh namun tetap relevan dengan tantangan zaman.

Seminar ini dipandu dengan apik oleh K. Muhammad Nurun Nada sebagai moderator, dan ditutup dengan doa penuh hikmat oleh Prof. KH. Said Aqil Siradj. Sebagai penghormatan, cenderamata diserahkan langsung oleh KH. Abdul Ghaffar Rozin selaku pengasuh kepada para narasumber.

Menjelang akhir acara, panitia mengumumkan para pemenang Himam Competition sekaligus menyerahkan hadiah sebagai bentuk apresiasi. Momen ini menegaskan bahwa santri memiliki semangat tinggi dalam mengembangkan tradisi intelektual pesantren.

Halaqoh Santri se-Jateng & DIY yang digelar HIMAM ini menunjukkan bahwa santri tidak hanya kuat dalam aspek spiritual, tetapi juga tangguh dalam dunia intelektual dan gagasan.

Perpaduan antara ruh spiritual, kompetisi ilmiah, dan wacana akademik menjadikan acara ini bukan hanya sekadar forum melainkan simbol komitmen santri dalam merawat warisan keilmuan Islam.

HIMAM menghadirkan kolaborasi Ma’had Aly dan menguatkan tradisi keilmuan santri. Harapannya, halaqoh ini tidak berhenti di tahun ini, melainkan tumbuh menjadi gerakan intelektual yang berkesinambungan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *